TEORI
KONSTRUKTIVISME
Guna
memenuhi tugas Teknologi Pendidikan
Oleh
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Tiyan Tri Septiana
Farida Nurkhasanah
Ispa Indria
Utaminingsih
Ambar Sari
Tri Sunarni
Eka Widayanti
Anik Suryani
|
02.7827
02.7832
02.7841
02.7842
02.7851
02.7856
02.7858
02.8398
|
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(
S T A I M U S )
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Konstruktivisime
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan
adalah bentukan kita sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan
juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari
kontruksi kognitif melalui kegiatan individu dengan membuat struktur, kategori,
konsep dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Pengetahuan
tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri
oleh masing-masing individu. Pengetahuan juga bukan merupakan sesuatu yang
sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses
itu keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.
Banyak peserta didik yang salah menangkap apa yang diberikan oleh gurunya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan, melainkan
harus dikonstruksikan sendiri oleh peserta didik tersebut.Peran guru dalam
pembelajaran bukan pemindahan pengetahuan, tetapi hanya sebagai fasilitator, yang menyediakan stimulus baik berupa
strategi pembelajaran, bimbingan dan bantuan ketika peserta didik, mengalami
kesulitan belajar, ataupun menyediakan media dan materi pembelajaran agar
peserta didik itu merasa termotivasi, tertarik untuk belajar sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan ahirnya peserta didik tersebut mampu
mengkontruksi sendiri pengetahuaanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Konstruktivisme
Konstruktivisme dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Konstruksi berarti membangun, dalam
konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya modern.
2. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas.
3. Konstruktivisme adalah sebuah teori
yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari
kebutuhnnya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya
tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain.
Jadi
kesimpulannya adalah Teori Konstruktivisme adalah teori yang memberikan
keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan
dirinya sendiri.
- Tokoh yang berperan
pada teori ini adalah Jean
Piaget dan Vygotsky
Yang
mendefinisikan Teori Konstruktivisme sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan himpunan dan
pembinaanpengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
Selain
itu ada juga beberapa pandangan tentang Teori Konstruktivisme, yang menyatakan
bahwa teori ini tidak hanya mengandalkan guru tetapi siswa juga harus aktif
dalam hal belajar.
- Kelebihan Dan Kelemahan Teori
Konstruktivisme
Kelebihan teori konstruktivisme :
·
Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, siswa
berfikir untuk menyelesaikan masalah dan
membuat keputusan.
·
Faham : Oleh karena siswa terlibat secara langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengaplikasikannya
dalam semua situasi.
·
Ingat : Oleh karena siswa terlibat secara langsung dengan
aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin siswa melalui
pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justru mereka lebih yakin
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
·
Kemahiran sosial : Kemahiran sosial
diperolehi apabila berinteraksi dengan teman dan guru dalam membina pengetahuan
baru.
Kelemahan teori konstruktivisme :
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa
kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu
sepertinya kurang begitu mendukung.
Ø Pandangan Tentang Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut:
1)
Ruseffendi (1998: 132)
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal
berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental
Piaget yang merupakan bagian dari teori kognitif
juga.Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang
dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa.
2)
Dahar (1989: 159)
Menegaskan bahwa penekanan teori konstruktivisme pada proses
untuk menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan.
Peran guru dalam pembelajaran menurut teori ini adalah sebagai fasilitator atau
moderator.
3)
Jean piaget
Mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan proses untuk
membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikkan. Bahkan
perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka berinteraksi
dengan lingkungannya.
4)
Susan, Marilyn, dan Tony (1995: 222)
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut
konstruktivisme, Bell dan Driver mengajukan karakteristik sebagai berikut:
·
Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, melainkan
memiliki tujuan.
·
Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses
keterlibatan siswa.
·
Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan
dikonstruksi secara optimal.
·
Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan
melibatkan pengaturan situasi kelas.
·
Kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkar
pembelajaran, materi, dan sumber.
5)
Poedjiadi (1999: 62)
Konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah belajar bagi anak
dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah
diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang.
Ø Pendekatan Konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum
seperti:
a. Pelajar aktif membina pengetahuan
berasaskan pengalaman yang sudah ada.
b. Dalam konteks pembelajaran, pelajar
seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
c. Pentingnya membina pengetahuan
secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara
pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran yang baru.
d. Unsur terpenting dalam teori ini
ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara
membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
e. Ketidakseimbangan merupakan faktor
motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar
menyadari gagasan-gagasannya tridak konsisten dengan pengetahuan ilmiah.
f. Bahan pengajaran yang disediakan
perlu mempunyai kaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat belajar
Ø Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme
Seperti telah dikemukakan bahwa teori belajar
konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran
guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun
struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.
Dengan kata lain, siswa tidak diharapkan seperti botol-botol kecil yang siap
diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
1.
Menurut Tasker (1992: 30)
Mengemukakan ada tiga penekanan dalam teori belajar
konstruktivisme sebagai berikut:
·
Peran aktif siswa dalam menkonstruksi pengetahuan secara
bermakna.
·
Pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian
secara bermakna.
·
Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang
diterima.
2.
Wheatley (1991: 12)
Wheatley mendukung pendapat Tasker dengan mengajukan dua
prinsip utama dalam pempelajaran dengan teori belajar konstruktivisme.
·
Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi
secara aktif oleh struktur kognitif siswa.
·
Fungsi kognitif adaptip dan membantu pengorganisasian
melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.
3.
Hudoyo (1990: 4)\
Secara spesifik Hudoyo mengatakan bahwa seseorang akan lebih
mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah
diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang
baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya
proses belajar tersebut.
4.
Hanbury (1996: 3)
Mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran yaitu:
·
Siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara
mengintegrasikan ide yang mereka miliki.
·
Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti.
·
Strategi siswa lebih bernilai.
·
Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling
bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih
memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.
Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan
dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk
mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.
Ø Unsur Penting dalam Lingkungan Pembelajaran Konstruktivism
Berdasarkan hasil analisis Akhmad Sudrajat terhadap sejumlah kriteria dan pendapat sejumlah
ahli, Widodo, (2004) menyimpulkan
tentang lima unsur penting dalam lingkungan pembelajaran yang konstruktivis,
yaitu:
- Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan siswa.
Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan. Siswa didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan
baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimiliki.
- Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna.
Segala kegiatan yang dilakukan di dalam pembelajaran
dirancang sedemikian rupa sehingga bermakna bagi siswa. Oleh karena itu minat,
sikap, dan kebutuhan belajar siswa benar-benar dijadikan bahan pertimbangan
dalam merancang dan melakukan pembelajaran.
- Adanya lingkungan sosial yang kondusif.
Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara
produktif dengan sesama siswa maupun dengan guru. Selain itu juga ada
kesempatan bagi siswa untuk bekerja dalam berbagai konteks sosial.
- Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri.
Siswa didorong untuk bisa bertanggungjawab terhadap proses
belajarnya. Oleh karena itu siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan
refleksi dan mengatur kegiatan belajarnya.
- Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia
ilmiah.
Sains bukan hanya produk (fakta, konsep, prinsip, teori),
namun juga mencakup proses dan sikap. Oleh karena itu pembelajaran sains juga
harus bisa melatih dan memperkenalkan siswa tentang kehidupan ilmuwan.
- Prinsip-prinsip Konstruktivisme.
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang
diterapkan dalam belajar mengajar adalah:
·
Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
·
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,
kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
·
Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
·
Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar
proses konstruksi berjalan lancar.
·
Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
·
Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan.
·
Mencari dan menilai pendapat siswa.
·
Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari semua prinsip diatas ada satu prinsip yang paling
penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru
dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi
menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
- Implementasi/Penerapan Teori Konstruktivisme di dalam
Pembelajaran.
Sebagai calon guru Bahasa Bali, kita harus bisa
mengimplementasikan teori ini didalam pembelajaran khususnya di dalam
pembelajaran Bahasa Bali dengan jalan:
·
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
gagasannya dengan bahasa sendiri.
·
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang
pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif.
·
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
·
Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa.
·
Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
·
Menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
Ø Selain hal diatas ada juga
strategi-strategi belajar pada teori konstruktivisme adalah:
a) Top-down Processing: siswa belajar dimulai dengan masalah yang kompleks untuk
dipecahkan, kemudian menemukan ketrampilan yang dibutuhkan.
b) Cooperative Learning: strategi yang digunakan untuk proses belajar, agar siswa
lebih mudah dalam menghadapi problem yang dihadapi.
c) Generatif Learning: strategi yang menekankan pada
integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan yang baru diperoleh dengan
skemata.
- Implikasi
Teori Konstruktivisme
Menurut Poedjiadi (1999: 63) ada tiga impikasi teori ini yaitu:
·
Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme
adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk
menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi.
·
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi
yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta
didik.
·
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan
cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai
mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya
konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
Ø Kesimpulan
Jadi Teori Konstruktivisme adalah pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Peran Guru dalam pembelajaran menurut Teori Konstruktivisme adalah sebagai
fasilitator atau mediator.
Ø Daftar pustaka
1. Mustaji,2009. Teori dan model
pembelajaran.unesa university press,Surabaya
2. Sirianto.2009.http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar