Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 13 Mei 2013

URGENSI MEMPELAJARI TEORI BELAJAR


Pendahuluan. 

          Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif,ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untukmencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik.
         Didalam kehidupan,  manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya belum merekaketahui. Belajar merupakan  suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
         Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan suatu pengetahuan , keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
        Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.  Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)
        Perubahan perilaku yang merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud : perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior). Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul, menendang. Sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya : berfikir, bernalar dan berkhayal. Untuk itu, agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk peserta didik harus dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga peserta didik mudah memahami dan merespon positif materi yang diberikan. Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit untuk peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh karena itu seorang guru atau fasilitator  harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar melalui pengalaman belajar.

Macam-macam Teori Belajar
       Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar Behaviorisme, teori belajar Kognitivisme, dan teori belajar Konstruktivisme.      
       Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) .Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). 
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.  Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.  Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
        Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang diamati dalam pembelajaran. 
        Sedangkan belajar menurut aliran kognitisme adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan . Menurut teori belajar kognitivisme, belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.  Pada dasarnya Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian atau  mengerti. Pengertian  luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia. Menurut ahli jiwa aliran kognitisme tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
         Sedangkan teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan kedalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas. Konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya.
        Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori  belajar konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. 

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru
1. Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
2. Membantu prpses belajar agar lebih efektif, efisien dan produktif
3. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajarannya
4. Menjadi panduan guru untuk mengelola kelas
5. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa. 
6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai prestasi maksimal. 

Hal hal Yang Harus Diketahui dalam Teori Belajar
1. Konsep dasar teori tersebut serta ciri ciri dan persyaratan yang melingkupinya.
2. Bagaimana sikap dan peran guru jika teori tersebut diterapkan.
3. faktor faktor lingkungan ( alat, fasilitas, suasana ) apa yang perlu diupayakan untuk mendorong proses pembelajaran.
4. Tahapan apa saja yang dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
5. Apa yang dilakukan siswa dalam proses belajarnya.

Beberapa  Faktor  Yang Harus  Dipertimbangkan  Dalam Mengkritisi  Teori  Belajar.
1. Mengenali tokoh, perjalanan dan proses akademik yang ditempuh serta perjuangan yang ditempuh untuk menghasilkan teori belajar yang dikemukakannya.
2. Memahamai konteks generasi, situasi zaman atau yang melatar belakangi peristiwa kelahiran teori teori belajar tersebut.
3. Proses kekinian dari teori tersebut dalam perkembangannya.

Perbedaan Teori Belajar dan Pembelajaran
        Perbedaan Teori Belajar dan Teori Pembelajaran yaitu bahwa teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Artinya teori belajar mendeskripsikan terjadinya proses belajar, sedangkan teori pembelajaran mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal untuk memudahkan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Ia menaruh perhatian pada “bagaimana seseorang belajar”. Teori pembelajaran sebaliknya menaruh perhatian pada “bagaiman seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar”. Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

Perbedaan antara teori belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini :


No
Teori Belajar
Teori Pembelajaran
1
Tujuan utamanya memerikan proses belajar
Tujuan utamanya menetapkan metode pengajaran yang optimal
2
Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar
Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar
3
Berfokus pada hubungan diantara variable variable yang menentukan hasil belajar
Berfokus pada upaya mengontrol variable variable yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar
4
Tidak berhubungan dengan metode pembelajaran
Selalu menyebutkan metode pembelajaran
5
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan karena merupakan penelitian dasar
Penelitian dasar dilakukan oleh ilmuwan dan penelitian terapan dilakukan oleh teknolog
6
Mengungkapkan hubungan kegiatan si belajar dengan proses proses psikologis dalam diri si belajar (mengungkapkan hubungan antar fenomena yang ada dalam diri si belajar)
Mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses proses psikologi dalam diri si belajar
7
Salah satu contoh teori belajar adalah  Teori apersepsi yang menganggap belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan gagasan baru  dengan gagasan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran
Contoh teori pembelajaran: teori elaborasi yang dihasilkan dari pengujian keefktifan strategi pengorganisasian pengajaran



DAFTAR PUSTAKA :

Dimyati. Mujiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta.

Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Belajar dan membelajarkan. Jakarta : C.V. Rajawali

Tri Anni, Catharina.2007.Psikolgi Belajar.Semarang: UNNES Press.

Psikologi Belajar: Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar