Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 31 Mei 2013

RESUME TEKNOLOGI PENDIDIKAN
BAB VI
KOMPUTER DAN MULTIMEDIA


   



KELOMPOK SATU :


                       

Ambar sari                              02.7851

Tri sunarni                               02.7856
Eka widayanti                          02.78
Farida nur khasanah                 02.78                                                       
Utaminingsih                             02.7842
Anik suryani                             02.8398




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ULUM
SURAKARTA

2013



Kerry Bird
Kelas Empat
Topik : Siklus Air
I.        Menganalisis Pemelajar
Karakteristik Umum : siswa kelas empat ini mempunyai beragam kemampuan membaca. Mayoritas berkemampuan membaca rata-rata, empat siswa berkemampuan di atas rata-rata dan tiga siswa masih berjuang dalam belajar membaca. Secara umum siswa berkelakuan baik tapi ketika menyelesaikan tugas sekolah menjadi gelisah.
Kecakapan dasar : siswa secara umum mampu melakukan hal-hal berikut ini :
Ø  Membuat dan menyimpan presentasi powerpoint
Ø  Menempatkan dan mengunduh berkas digital dari server
Ø  Enyelipkan grafik
Ø  Memasukkan dan menyunting data
            Gaya belajar : siswa kelas empat bisa belajar baik ketika dilibatkan dalam aktivitas langsung dilakukan. Gaya belajar mereka juga bervariasi berdasarkan kemampuan siswa.
II.     Menyatakan Standar dan Tujuan
            Standar Kurikulum : seluruh siswa mengembangkan sebuah pemahaman akan perubahan di bumi dan di langit.
            Standar teknologi : siswa menggunakan teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, meningkatkan produktivitas dan mendorong kreativitas.
            Tujuan belajar :
Ø  Para siswa menggambarkan dan melabeli empat tahap dalam siklus air dalam storyboard digambar tangan.
Ø  Para siswa membuat presentasi powerpoint sesuai dengan aturan (a) berisi lima slide , (b) slide pertama adalah slide judul, (c) tiap slide memuat grafik,teks, dan suara, (d) transisi digunakan di setiap slide, (e) presentasi menggunakan template desain
Ø  Para siswa memperlihatkan pemahaman mengenai siklus air dengan membuat presentasi powerpoint yang menggambarkan dan menyediakan penjelasan dari tiap-tiap tahap.
Ø  Para siswa memperlihatkan pemahaman tentang siklus air secara lisan dengan menjelaskan bahan presentasi yanga ada dalam powerpoint.
III. Memilih Strategi, Teknologi, Media, dan Material
        Memilih strategi : Kerry Bird memilih strategi yang berpusat pada guru dan siswa. Strategi yang berpusat pada guru menjelaskan mengenai proses siklus air dengan poster dinding, tanya jawab. Stategi yang berpusat pada siswa ada tiga tahap . Tahap pertama para siswa melengkapi storyboard siklus air dengan menuliskan penjelasan dari setiap fase dan gambar sketsa yang menggambarkan konsep tersebut. Kedua para siswa membuat presentasi powerpoint dari siklus air. Ketiga siswa menyajikan presentasinya.
        Memilih teknologi dan media : Kerry menggunakan lab komputer karena para siswa harus membuat presentasi powerpoint .
Ø  Selaras dengan standar, hasil, dan tujuan powerpoint
Ø  Informasi yang akurat dan terbaru
Ø  Bahasa sesuai usia
Ø  Tingkat ketertarikan dan keterlibatan
Ø  Kualitas teknis
Ø  Mudah digunakan
Ø  Bebas bias
Ø  Panduan dan arahan pengguna
Memilih materi : materi meliputi poster berwarna dari siklus air , storyboard buatan guru, dan kertas gambar kosong
IV. Menggunakan Teknologi, Media, dan Material
Mempratinjau Teknologi, Media, dan Material : Kerry mempratinjau piranti lunak powerpoint untuk memastikan piranti tersebut memiliki fitur-fitur yang diperlukan untuk mata pelajaran ini.
Mempersiapkan Teknologi, Media, dan Material : Kerry menyiapkan dua produk untuk mata pelajaran tersebut. Pertama adalah storyboard di gambar tangan mengenai siklus air yang menjadi bahan materi yang akan dibuat siswa. Kedua , presentasi powerpoint dari siklus air yang tidak hanya sebagai materi tapi juga menjamin aktivitas yang direncanakan bisa dijalankan.
Menyiapkan Lingkungan : mata pelajaran ini berlangsung di ruang kelas dan lab komputer. Lab computer harus memeriksa setiap computer untuk memastikan bahwa piranti lunak power point berfungsi baik, dan seluruh computer memiliki akses kepada server sekolah, dan seluruh computer bisa menyimpan ke server.
Menyiapkan para pemelajar : Kerry menelaah dasar-dasar menggunakan peranti lunak powerpoint, mengunduh berkas dari server dan menggunakan proyektor digital.
Menyediakan pengalaman belajar : pengalaman belajar terjadi di ruang kelas dan lab computer. Ia melibatkan baik kegiatan yang berpusat pada guru maupun yang berpusat pada siswa.

V.    Mengharuskan partisipasi pemelajar
-          Kegiatan kelompok besar, Kerry bird memperkenalkan mata pelajaran, menelaah tujuan belajar, dan mengajukan pertanyaan kepada para siswa mengenai siklus air saat ia melengkapi dua tahap pertama dari storyboard.
-         Kegiatan siswa mandiri, para siswa secara perorangan menyelesaikan dan membawa serta storyboard ke lab computer dan peranti lunak powerpoint untuk membuat presentasi siklus air.

Mengevaluasi dan merevisi
-          Penilaian pencapaian pembelajar, menurut Kerry ada 2 cara dalam menilainya :
1.      Pertunjukan ( demonstrasi) pengetahuan konten, yang dinilai dari konten dalam presentasi powrepoint dan dari narasi lisan para siswa selama presentasi di depan kelas.
2.      Demonstrasi kemampuan teknologi, yang dinilai adalah kemampuan dalam mengevaluasi presentasi pamungkas para siswa berdasarkan kriteria penugasan.
-          Evaluasi strategis, teknologi, dan media, dengan cara berulang kali memeriksa para siswa selama pelaksanaan mata pelajaran dan melakukan diskusi dengan tujuan untuk mengetahui kesan para siswa tentang pemanfaatan teknologi dan untuk mendapatkan gagasan dalam meningkatkan proses tersebut.
-          Revisi

Jawaban untuk menunjukkan pengetahuan professional
1.      Teknik yang digunakan untuk memadukan computer dan multimedia di dalam kurikulum adalah:
-          Siswa mengerjakan laporan teknologi di dalam kurikulum sekolah, tetapi pendekatannya yang bisa baru ( sebagai sebuah perangkat, computer bisa bermanfaat bagi para siswa saat mereka mencari informasi baru).
-          Dengan perangkat genggam palm atau computer tablet untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana mengumpulkan informasi dalam siswa menyelesaikan tugas
-          Guru bisa menggunakan computer di akhir jam mengajar untukmembantu dalam menyiapkan materi pengajaran seperti buku petunjuk atau presentasi
-          Buku penilaian terkomputerisasi yang mudah dan nyaman bagi para guru untuk mengelola informasi siswa
-          Para siswa bisa menikmati buku dalam bentuk CD-ROM
-          Siswa mungkin menjalani tes di computer atau memasukkan informasi ke dalam portofolio elektronik
2.      5 jenis piranti lunak yang digunakan dalam ruang kelas :
-          Inspiration kidspiration
-          Jump start math for kindergarteners
-          Decisions
-          Para peneliti hutan hujan
-          Bus sekolah ajaib mendarat di mars
-          Neighborhood map machine
3.      Keuntungan dari penggunakan computer dan multimedia dalam belajar adalah :
-          Individualisasi, kebutuhan khusus, pemantauan, manajemen informasi, pengalaman multisensorik, partisipasi pembelajar
Sedangkan keterbatasan atau kelemahan dari computer dan multimedia adalah :
-          Hak cipta terbatas, ekspektasi yang tinggi, kompleks kurangnya struktur
4.      3 cara untuk menggunakan multimedia di dalam ruang kelas adalah ;
-          Konten harus menyeimbangkan kemampuan mendasar dengan pemikiran tingkat tinggi dan sesuai dengan standar kurikulum
-          Konten harus memacu dan harus menggiring para siswa ke dalam proses belajar mengajar
-          Konten harus membawa para siswa melampaui fakta dan mengajarkan mereka menakar informasi dan menghasilkan kesimpulan yang independen.
5.      Perbedaan antara situasi di lab computer dan kereta laptop nirkabel adalah
-          Pada lab computer, apabila guru menginginkan siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok-kelompok kecil dengan program yang berbeda dan kegiatan yang berbeda. Untuk mengawasi kegiatan siswa , agar mereka tetap focus pada tugas dan untuk mencegah siswa melihat-lihat materi yang tidak pantas dan tidak tepat, computer bisa diletakkan di sekitar tembok lab dengan monitor yang menghadap pusat ruangan.
-          Kereta laptop nirkabel sebagai salah satu cara menyediakan banyak computer bagi ruang kelas , tetapi tanpa mengeluarkan banyak biaya meletakkan computer di ruang kelas secara permanen, kereta tersebut memungkinkan para guru untuk memindahkan sekumpulan computer laptop ke dalam ruang kelas mereka ketika diperlukan bagi kelompok-kelompok siswa untuk bekerja. Selain itu, banyak kereta yang memuat teknologi nirkabel sehingga memungkinkan siswa mengakses internet atau peranti lunak yang tersedia di server sekolah utama.

6.      Pengaturan computer di ruang kelas yang berbeda-beda yaitu tentang peranti lunak pada computer, dan pengawasan juga keamanan seluruh komputer pada tiap ruangan 

Senin, 13 Mei 2013

URGENSI MEMPELAJARI TEORI BELAJAR


Pendahuluan. 

          Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif,ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untukmencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik.
         Didalam kehidupan,  manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya belum merekaketahui. Belajar merupakan  suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
         Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan suatu pengetahuan , keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
        Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.  Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)
        Perubahan perilaku yang merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud : perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior). Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul, menendang. Sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya : berfikir, bernalar dan berkhayal. Untuk itu, agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk peserta didik harus dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga peserta didik mudah memahami dan merespon positif materi yang diberikan. Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit untuk peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh karena itu seorang guru atau fasilitator  harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar melalui pengalaman belajar.

Macam-macam Teori Belajar
       Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar Behaviorisme, teori belajar Kognitivisme, dan teori belajar Konstruktivisme.      
       Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) .Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). 
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.  Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.  Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
        Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang diamati dalam pembelajaran. 
        Sedangkan belajar menurut aliran kognitisme adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan . Menurut teori belajar kognitivisme, belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.  Pada dasarnya Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian atau  mengerti. Pengertian  luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia. Menurut ahli jiwa aliran kognitisme tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
         Sedangkan teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan kedalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas. Konstruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamannya.
        Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori  belajar konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. 

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru
1. Membantu guru memahami bagaimana siswa belajar
2. Membantu prpses belajar agar lebih efektif, efisien dan produktif
3. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajarannya
4. Menjadi panduan guru untuk mengelola kelas
5. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa. 
6. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai prestasi maksimal. 

Hal hal Yang Harus Diketahui dalam Teori Belajar
1. Konsep dasar teori tersebut serta ciri ciri dan persyaratan yang melingkupinya.
2. Bagaimana sikap dan peran guru jika teori tersebut diterapkan.
3. faktor faktor lingkungan ( alat, fasilitas, suasana ) apa yang perlu diupayakan untuk mendorong proses pembelajaran.
4. Tahapan apa saja yang dilakukan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
5. Apa yang dilakukan siswa dalam proses belajarnya.

Beberapa  Faktor  Yang Harus  Dipertimbangkan  Dalam Mengkritisi  Teori  Belajar.
1. Mengenali tokoh, perjalanan dan proses akademik yang ditempuh serta perjuangan yang ditempuh untuk menghasilkan teori belajar yang dikemukakannya.
2. Memahamai konteks generasi, situasi zaman atau yang melatar belakangi peristiwa kelahiran teori teori belajar tersebut.
3. Proses kekinian dari teori tersebut dalam perkembangannya.

Perbedaan Teori Belajar dan Pembelajaran
        Perbedaan Teori Belajar dan Teori Pembelajaran yaitu bahwa teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Artinya teori belajar mendeskripsikan terjadinya proses belajar, sedangkan teori pembelajaran mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal untuk memudahkan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Ia menaruh perhatian pada “bagaimana seseorang belajar”. Teori pembelajaran sebaliknya menaruh perhatian pada “bagaiman seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar”. Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.

Perbedaan antara teori belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini :


No
Teori Belajar
Teori Pembelajaran
1
Tujuan utamanya memerikan proses belajar
Tujuan utamanya menetapkan metode pengajaran yang optimal
2
Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang belajar
Menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar
3
Berfokus pada hubungan diantara variable variable yang menentukan hasil belajar
Berfokus pada upaya mengontrol variable variable yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar
4
Tidak berhubungan dengan metode pembelajaran
Selalu menyebutkan metode pembelajaran
5
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan karena merupakan penelitian dasar
Penelitian dasar dilakukan oleh ilmuwan dan penelitian terapan dilakukan oleh teknolog
6
Mengungkapkan hubungan kegiatan si belajar dengan proses proses psikologis dalam diri si belajar (mengungkapkan hubungan antar fenomena yang ada dalam diri si belajar)
Mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses proses psikologi dalam diri si belajar
7
Salah satu contoh teori belajar adalah  Teori apersepsi yang menganggap belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan gagasan baru  dengan gagasan gagasan lama yang sudah membentuk pikiran
Contoh teori pembelajaran: teori elaborasi yang dihasilkan dari pengujian keefktifan strategi pengorganisasian pengajaran



DAFTAR PUSTAKA :

Dimyati. Mujiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta.

Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Belajar dan membelajarkan. Jakarta : C.V. Rajawali

Tri Anni, Catharina.2007.Psikolgi Belajar.Semarang: UNNES Press.

Psikologi Belajar: Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono

Tugas Mahasiswa Teori Belajar Kognitivisme


TEORI BELAJAR
KOGNITIVISME


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan


Disusun Oleh :
Fatchul Jawad 02 9362
Heri Nuraini   02 9364

Semester VI PC



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA'UL ULUM SURAKARTA
2013


Teori Belajar Kognitivisme
Pengertian Kognitivisme
Istilah“Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian  yang lebih luas cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat,menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Ciri-ciri Aliran Kognitivisme
Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
Mementingkan peranan kognitif
Mementingkan kondisi waktu sekarang
Mementingkan pembentukan struktur kognitif
Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk reppresentatif yang mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri. Tampat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat diabawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu. Pada waktu itu sedang bercerita, tetapi semulanya tanggapan-tanggapan, gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.

Tokoh-tokoh aliran kognitivisme
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget.
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.  Guru  hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Tahap perkembangan kognitif peserta didik ada empat tahapan, yaitu:
Tahap sensori-motor dari lahir hingga 2 tahun. Anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek. Seorang anak sedikit demi sedikit mengembangkan kemampuannya untuk membedakan dirinya dengan bena-benda lain.
Tahap pra-operasional dari 2 hingga 7 tahun. Anak mulai memiliki kecakapan motorik.Pada masa ini anak menjadi pusat tunggal yang mencolok dari suatu obyek. Misalnya seorang anak melihat benda cair yang sama banyak tetapi yang sat berada dalam gelas panjang dan satu lagi berada di cawan datar, dia akan mengatakan bahwa air di gelas lebih banyak dari pada air di cawan datar.
Tahap operasional konkret dari 7 hingga 11 tahun. Anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret. Anak sudah dapat membedakan benda yang sama dalam kondisi yang berbeda.
Tahap operasional formal setelah usia 11 tahun. Pada masa ini anak mulai memasuki dunia “kemungkinan” dari dunia yang sebenarnya atau anak mengalami perkembangan penalaran abstrak.
Kecepatan perkembangan setiap individu melalui urutan setiap tahap tersebut berbeda dan tidak ada individu yang melompati salah satu dari tahap tersebut. Tiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan-kemampuan intelektual baru yang memungkinkan orang memahami dunia dengan cara yang semakin kompleks . Hal ini berarti bahwa perkembangan kognitif seseorang merupakan suatu proses genetik. Artinya, perkembangan kognitif merupakan proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dari perkembangan sistem syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin kompleks susunan sel syarafnya dan semakin meningkat pula kemampuannya.
Berdasarkan hal tersebut Jean Piaget berpandangan bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subyek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna; sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat sementara, setelah itu dilupakan .
Kaitannya dengan proses belajar, Piaget membagi proses belajar menjadi tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak peserta didik. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif dalam situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah proses penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.
Apabila seseorang menerima informasi atau pengalaman baru, informasi tersebut akan dimodifikasi sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Proses ini disebut asimilasi. Sebaliknya, apabila struktur kognitif yang harus disesuaikan dengan informasi yang diterima, maka hal ini disebut akomodasi.
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.
Salah satu teori belajar kognitif yang sangat berpengaruh adalah teori Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Selain itu, Burner juga melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.
Menurut Bruner, belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, peserta didik harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci dari pada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan penemuan .
Selain ide tentang belajar penemuan (discovery learning), Bruner juga  berbicara tentang adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Bruner menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan.Pertama, tahap enaktif, dimana individu melakukan aktifitas dalam upaya memahami lingkungannya.Kedua, tahap ekonit, dimana individu melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.Ketiga,tahap  simbolik, dimana individu mempunyai gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika berpikirnya. Komunikasi dalam hal ini dilakukan dengan pertolongan sistem simbol .
Lebih lanjut, Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan. (discovery learning).
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh David P. Ausubel
Menurut David P. Ausubel, secara umum kelemahan teori belajar adalah menekankan pada belajar asosiasi atau menghafal, dimana materi asosiasi dihafal secara arbitrase. Padahal, belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna.Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki dalam struktur kognitifnya.
Ausubel memisahkan antara belajar bermakna dengan belajar menghafal. Ketika seorang peserta didik melakukan belajar dengan menghafal, maka ia akan berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Hal ini berbeda dengan belajar bermakna, dimana dalam belajar bermakna ini terdapat dua komponen penting, yaitu bahan yang dipelajari, dan struktur kognitif yang ada pada individu.Struktur kognitif ini adalah jumlah, kualitas, kejelasan dan pengorganisasian dari pengetahuan yang sekarang dikuasai oleh individu.
Agar tercipta belajar bermakna, maka bahan yang dipelajari harus bermakna: istilah yang mempunyai makna, konsep-konsep yang bermakna, atau hubungan antara dua hal atau lebih yang mempunyai makna. Selain itu, bahan pelajaran hendaknya dihubungkan dengan struktur kognitifnya secara substansial dan dengan beraturan. Substansial berarti bahan yang dihubungkan sejenis atau sama substansinya dengan yang ada pada struktur kognitif. Beraturan berarti mengikuti aturan yang sesuai dengan sifat bahan tersebut.
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advanced organizer), dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa. Advanced organizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Advanced organizer memberikan tiga manfaat yaitu : Menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi yang akan dipelajari. Berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari. Dapat membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah
Singkatnya, inti dari teori David P. Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna, yaitu suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
Pandangan Teori Kognitivisme terhadap Belajar Mengajar dan Pembelajaran
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan,menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentangpengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena adavariabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitivlebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajartidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itubelajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
Teori bermakna ausubel dan discovery Learningnya bruner memiliki sisi pembeda. Dari sudut pandang Teori belajar Bermakna Ausubel memandang bahwa justru ada bahaya jika siswa yang kurang mahir dalam suatu hal mendapat penanganan dengan teori belajar discoveri, karena siswa cenderung diberi kebebasan untuk mengkonstruksi sendiri pemahaman tentang segala sesuatu. Oleh karenanya menurut teori belajar Bermakna guru tetap berfungsi sentral sebatas membantu mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman yang hendak diterima oleh siswa namun tetap dengan koridor pembelajaran yang bermakna.
Dari poin diatas dapat pemakalah ambil garis tengah bahwa beberapa teori belajar kognitif diatas, meskipun sama-sama mengedepankan proses berpikir, tidak serta merta dapat diaplikasikan pada konteks pembelajaran secara menyeluruh. Terlebih untuk menyesuaikan teori belajar kognitif ini dengan kompleksitas proses dan sistem pembelajaran sekarang maka harus benar-benar diperhatikan antara karakter masing-masing teori dan kemudian disesuakan dengan tingkatan pendidikan maupun karakteristik peserta didiknya.
Implementasi teori Kognitivisme Dalam Proses Pembelajaran
Adapun Implementasi Teori Kognitivisme dalam dunia pendidikan yang lebih dispesifikasikan dalam Pembelajaran sesuai denganTeori yang telah dikemukan diatas sebagai berikut:
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah : Bahasa dan cara berfikir anak berbeda denganorang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Implikasi Teori Bruner dalam Proses Pembelajaran: Menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; anak akan berusaha membandingkan realita diluar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya.
Impilkasi Teori Bermakna Ausubel dalam pembelajaran adalah seorang pendidik, mereka harus dapat memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun mereka tangkap.
Dan dari ketiga macam teori diatas jelas masing-masing mempunya implikasi yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada bagaimana memahami struktur kognitif siswa. Karena pada hakekatnya teori belajar kognitif adalah sebuah teori yang cenderung melakuakn praktik yang mengarah pada intelektual peserta didik. Konsekuensi dari teori ini adalah proses pembelajaran harus memberi ruang yang luas agar peserta didik dapat mengembangkan kualitas intelektualnya. Penerapan teori ini adalah guru harus memahami bahwa peserta didik bukan orang dewasa uyang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar dengan menggunakan benda-benda konkrit, keaktifan peserta didik sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan pola atau logikatertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual murid untuk mencapai keberhasilan peserta didik.

Daftar pustaka