Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 16 November 2013

SOAL UTS TEKNOLOGI PENDIDIKAN

YAYASAN PERGURUAN TINGGI ISLAM SURAKARTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ULUM SURAKARTA
( STAIMUS )
Jl. Sadewa No. 14 Serengan Telp. (0271) 633253 Surakarta 57155
Website : www.staimus.com. Email : staimussurakarta@yahoo.co.id


Petunjuk:
-
-

-
Bentuk Soal adalah TAKE HOME. Gunakan sebanyak mungkin sumber-sumber yang relevan
Tidak dibenarkan KERJA SAMA (copy-paste milik teman) dalam menjawab soal, apabila ditemukan maka keduanya akan didiskualifikasi.
Jawaban  dikirim via email ke: Rofie257@gmail.com, maksimal tgl 24 November 2013



SOAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1.      Tujuan utama Teknologi Pendidikan adalah untuk untuk mengatasi masalah belajar dan meningkatkan kinerja. Jelaskan  pendapat anda, ditinjau dari konstruk teoritik, bidang garapan dan profesi
2.      Menurut para ahli ada beberapa definisi teknologi pendidikan/pembelajaran, menurut anda definisi mana yang relevan dengan perkembangan zaman dan kemukakan pula alasan anda
3.   Penyebutan kata “Pendidikan dan Pembelajaran yang mendampingi Teknologi” menjadi perdebatan para ahli. Menurut pandangan anda, kata apa yang paling tepat jika dipakai dalam lingkup Sekolah Tinggi Agama Islam Mamba’ul Ulum Surakarta  (STAIMUS) ?. Kemukakan  alasan saudara!
4.      Teknologi Pendidikan / Pembelajaran menggunakan pendekatan Sistem (Sistemik dan Sistematik), Jelaskan maksudnya !
5.      Apa perbedaan teknologi dan Media ?  Serta jelaskan 6 kategori dasar Media.
6.      Saat ini, banyak sekali masalah yang ditimbulkan oleh pemberdayaan teknologi, baik itu dari segi positif dan negatifnya. Beberapa contoh kasus, adalah penggunaan  Face Book (FB), Twitter, Chatting  , Game Online yang kecenderungannya ke arah negatif.  Teknologi pendidikan hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.  Kemukakan  pendapat saudara tentang sisi positif pemanfatan teknologi dari segi pendidikan !
7.      Jelaskan perbedaan yang mendasar antara teori belajar Behavioristik, Kognitif dan Konstruktivist.  Serta bagaimana implementasi  teori tersebut dalam pembelajaran ?
8.      Berubahnya paradigma pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered , maka fungsi seorang guru  lebih sebagai  facilitator pembelajaran.  Jelaskan  maksudnya  !




    

SOAL UTS SUPERVISI PENDIDIKAN

YAYASAN PERGURUAN TINGGI ISLAM SURAKARTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ULUM SURAKARTA
( STAIMUS )
Jl. Sadewa No. 14 Serengan Telp. (0271) 633253 Surakarta 57155
Website : www.staimus.com. Email : staimussurakarta@yahoo.co.id


Petunjuk:
-
-

-
Bentuk Soal adalah TAKE HOME. Gunakan sebanyak mungkin sumber-sumber yang relevan
Tidak dibenarkan KERJA SAMA (copy-paste milik teman) dalam menjawab soal, apabila ditemukan maka keduanya akan ddiskualifikasi.
Jawaban  dikirim via email ke: Rofie257@gmail.com, maksimal tgl 24 November 2013



SOAL SUPERVISI PENDIDIKAN

1.      Mengapa supervisi pendidikan di Indonesia secara umum belum memberikan dampak yang signifikan untuk meningkatkan profesional guru sebagai profesi ? Kemukakan pendapat anda !
2.     Jelaskan apa yang anda ketahui tentang tujuan, peran dan manfaat supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia!
3.     Didalam menentukan pendekatan yang akan digunakan didalam supervisi pendidikan, Seorang Supervisor hendaknya memahami dan mengetahui prototype guru. Mengapa demikian ? Jelaskan pendapat anda !
4.      Jelaskan perbedaan peran pengawas dan kepala sekolah sebagai supervisor
5.      Persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh seorang supervisor di dalam menjalankan tugasnya, baik sebagai kepala sekolah maupun seorang pengawas ?
6.      Sebutkan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh seorang supervisor !


GOOD LUCK !
   



    

Materi Supervisi Pendidikan by M.Sulthon Mashud UNEJ

Selasa, 05 November 2013

HAPPY ISLAMIC NEW YEAR 1435 H, Keep our Passion to ALLAH

Do'a Awal Tahun Baru 1435 H
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa 'alaa fadhlikal-'azhimi wujuudikal-mu'awwali, wa haadza 'aamun jadidun qad aqbala ilaina nas'alukal 'ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna 'alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni
ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu 'alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam
          Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.
Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.
Bismillaahirrohmanirrohiim.. 
Lembaran awal tahun  Hijriyah 1435 H sudah kita tapaki, teriring do'a dan harapan semoga kita semua  menjadi hamba hamba Allah yang selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Senantiasa menghijrahkan hati, pikiran dan perbuatan kita menuju muara Illahi. 
Ya Allah.. bimbing kami , naungi  kami,  kuatkan niat dan harapan kami dalam menjalani setiap amanah yang kami emban, menunaikan setiap tugas dalam quantum  ikhlas, menikmati setiap ujian dan cobaan menjadi sebuah tantangan kehidupan, meyakini bahwa Engkaulah sebaik baik penolong dan pemberi solusi, 
Tak ada yang tak bisa tanpa-MU.

WITH ALLAH, IMPOSSIBLE IS NOTHING !

ALLAHU AKBAR !!


Sabtu, 19 Oktober 2013

Supervisi Pendidikan (Pengertian, Tujuan dan Prinsip )


SUPERVISI PENDIDIKAN
Pengertian, Tujuan, Prinsip

A. Pengertian
1.    Pengertian supervisi Menurut Beberapa hal : 

Arti Supervisi menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu ( semantik).
·         Secara morfologis, Supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan – orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata - mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki
·         Secara semantik, Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
·         Secara Etimologi, supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor.

2.    Pengertian Supervisi Menurut Pendapat Para Ahli :
a.    Good Carter, 
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metodemengajar dan evaluasi pengajaran.  God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
b.    Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c.    Wilem Mantja (2007) 
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan  supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
d.    Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.
e.    Mulyasa (2006) 
supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.

f.    Ross L (1980),
 
mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
g.    Purwanto (1987), 
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif. 

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.  Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa  dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.      Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2.      Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3.      Judging : mengadili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4.      Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5.      Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik

Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya

Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.  

Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
B.    Tujuan dan sasaran Supervisi
a.    Tujuan Supervisi

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru  dan staf agar personil  tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .

 Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu :
1.    Meningkatkan mutu kinerja guru
·      Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
·         Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
·        Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
·         Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
·         Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
·  Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
·         Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.

2.    Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
3. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
4.    Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
5.    Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

b.    Sasaran Supervisi

Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah  peningkatan kemampuan
profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi : 
1.  Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2.  Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3.    Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.


C.    Prinsip-prinsip Supervisi

Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
·         Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
·         Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif 
·         Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
·         Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
·         Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
·         Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
·         Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah

Pendapat lain mengenai Prinsip-prinsip Supervisi adalah :
1.      Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
2.      Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3.      Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4.      Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5.      Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
6.      Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
      
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975)    prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut : 
·         Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,
·         Supervisi harus kreatif dan konstruktif,
·         Supervisi harus ”scientific” dan efektif,  
·         Supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, 
·         Supervisi harus berdasarkan kenyataan, 
·      Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan “self evaluation”

Sedangkan Menurut E. Mulyasa, prinsip-prinsip supervisi antara lain:
  1. Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis;
  2. Dilaksanakan secara demokratis;
  3. Berpusat pada tenaga kependidikan (guru);
  4. Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru);
  5. Merupakan bantuan profesional.
Selain itu, dalam buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan karangan Piet A. Sahertian (Suhertian,1981) dikemukakan prinsip supervisi antara lain:
  1. Prinsip ilmiah (scientific), prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut: (a) kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan  proses belajar mengajar. (b) untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. (c) setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.
  2. Prinsip Demokratis, servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.
  3. Prinsip kerjasama, mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support atau mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
  4. Prinsip konstruktif dan kreatif, setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu mencipakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang menakutkan.
Sedangkan Oteng Sutisna mengemukakan prinsip dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, yaitu:
1.      Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan yang bersifat kooperatif dan mengikutsertakan
2.      Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi
3.      Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah
4.      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dari sasaran-sasaran pendidikan
5.      Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah
6.      Tanggung jawab bagi pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya.
7.      Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik.

Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh - sungguh dari para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor - guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.


Referensi :
Jasmani dkk. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru, Yogyakarta : Ar Ruzz Media

 Hasan, Yusuf, dkk., Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV. Mekar Jaya, 2002.

A. Sahertian, Piet, Drs. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional,
Surabaya, 1981.

Purwanto, M. ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya2005.